Freeware CAD dan DWG Viewer Untuk Ubuntu 11.10

Mendesain dengan CAD (Computer Aided Design) ? yang ada dalam benak kita adalah AutoCAD. Software buatan AutoDesk ini memang sudah dikenal sebagai CAD design yang andal. Akan tetapi karena sifatnya yang berbayar (dan mahal) tentu membuat kita berpikir untuk membelinya (atau kalo gak..beli bajakan aja. xi..xi..xi). Bagi penyuka open source dan freeware, ada beberapa aplikasi yang murah bahkan gratis serupa AutoCAD yang dapat digunakan bukan hanya sebagai pembaca file AutoCAD (*.DWG Viewer) akan tetapi juga dapat mengedit dan mempunyai fungsi dan fitur seperti AutoCAD.

1. ProgeCAD

Aplikasi ini berjalan pada platform windows dapat didownload di http://www.progesoft.com/en/. Ketika tulisan ini dibuat, Aplikasi ini tidak menyediakan versi gratisnya, namun sebelumnya saya mendapatkan versi gratisnya setelah mengisi form kuisioner. Fitur yang tersedia cukup familiar dengan fitur pada AutoCAD. Fitur yang tidak ada pada versi gratisnya adalah fitur 3D. Berikut adalah screenshot-nya.

2. Draftsight

Saat tulisan ini dibuat, aplikasi yang gratis ini tersedia dalam platform Windows, Mac, dan Linux (Ubuntu, Fedora, Mandriva, dan OpenSuse). Saya ingin berbagi pengalaman instalasi dan penggunaan Draftsight di Ubuntu 11.10. Fitur yang ada juga serupa dengan AutoCAD

Download Draftsight di http://www.3ds.com/products/draftsight/download-draftsight/

buka menu “terminal” dan masuk sebagai super user

sebelum install Draftsight, sistem membutuhkan file “libdirectfb”, maka install file tersebut dengan perintah “apt-get install libdirectfb-extra”

menuju direktori tempat file yang didownload, dan install dengan perintah “dpkg -i draftSight.deb”

isilah online registration untuk dapat menggunakannya. Berikut screenshot-nya

Problematika Linux Terminal Server Project (LTSP) dengan Ubuntu 11.10

Sebuah jaringan lokal komputer (local area network) yang efektif dan efisisen harus memperhatikan beberapa hal. Salah satunya adalah costing (biaya) dan sentralisasi data. Linux Terminal Server Project (LTSP) bisa menjadi salah satu alternatif tersebut. Arsitektur jaringan ini hanya mengharuskan satu komputer berspesifikasi lebih yang berfungsi sebagai local server, dan komputer lain yang berfungsi sebagai client tidak perlu berspesifikasi tinggi dan tidak perlu dilengkapi hardisk dan optical drive. Yang harus diperhatikan adalah pada motherboard komputer client harus ada fitur booting melalui jaringan (LAN Boot). Sarana lain yang dibutuhkan hanya ethernet hub dan kabel jaringan (UTP), sehingga komputer client booting melalui local area network (LAN) Disini saya tidak akan menulis cara instalasi Linux Ubuntu 11.10 dan LTSP, karena sudah banyak artikel yang memuat hal tersebut, seperti link dibawah. Namun saya akan menceritakan beberapa masalah yang terjadi setelah proses instalasi LTSP tersebut.

Setelah langkah-langkah berikut :
– Instalasi linux Ubuntu 11.10 Desktop
– Instalasi LTSP
– konfigurasi DHCP server, pada proses ini perhatikan setting IP untuk komputer server maupun client
– buat account untuk masing-masing user

Berikut beberapa problematika pada kasus yang saya temui :

  1. Ubah setting BIOS pada komputer client dengan pilihan boot melalui jaringan, masing-masing BIOS tergantung merk motherboard dapat berbeda cara dan menunya
  2. DHCP server tidak mau start setiap kali server mulai dinyalakan. Solusinya adalah dengan menjalankan secara manual. Yaitu “sudo service isc-dhcp-server restart” melalui terminal. Setelah itu client siap proses booting
  3. Pada komputer client, setelah login screen muncul dan entry username dan password, muncul pesan “no response from server, restarting”. Hal yang saya lakukan adalah melakukan update image melalui terminal dengan perintah “sudo ltsp-update-image”.
  4. Dash home (panel) tidak mau muncul. Solusinya untuk pertama kali bisa dikalankan secara manual dari terminal dengan perintah “/usr/bin/gnome-panel”. Setelah Dash home muncul, perintah tersebut dapat ditaruh pada menu Start-up application, sehingga Dash home dipanggil paksa setiap client start
  5. Walaupun demikian Dash home tidak selalu muncul, namun pada kasus yang saya alami Dash home muncul setelah login dua kali

Spesifikasi uji :
– Ubuntu 11.10 Desktop
– Pentium Dual Core E7400, mem 4gb (server)
– Pentium 4, mem 1gb (client)

sumber :
www.ltsp.org
https://help.ubuntu.com/community/UbuntuLTSP/LTSPQuickInstall
http://ctzahra.wordpress.com/2010/04/28/membangun-ltsp-linux-terminal-server-project-di-ubuntu/

 

HTC Flyer, Tablet Dengan Fitur Unik

Perangkat tablet semakin mendapat tempat di pasar teknologi informasi. Dimulai dari IPAD, inovasi dan kreasi dari berbagai produsen, mulai dari merk ternama hingga merk jadi-jadian berlomba mencicipi kue bisnis yang bernama tablet ini.

HTC (Hight Tech Computer) sebagai salah satu produsen smartphone papan atas pada medio 2011 tak ingin ketinggalan dengan merilis tablet “HTC Flyer”, dengan ditanami Android 2.4 Gingerbread sebagai OS-nya. Cukup unik, karena tablet sejenisnya menggunakan OS Android 3.0. Tablet berdimensi layar 7 inch ini mampu mengakomodir jaringan HSDPA sebagai jalur datanya.

Ada hal unik yang membuat tablet berslogan “A Tablet Like No Other” ini berbeda dari yang lainnya. Pabrikan asal Taiwan ini menyertakan “Magic Pen” dalam paket penjualannya. Dalam situs resmi HTC, Magic pen ini dapat digunakan berbagai hal, antara lain : menandatangani dokumen, mencoret/menandai dokumen, membuat catatan seperti buku atau notes, menggambar, mencoret/menandai foto. Kamera 5mp-nya dapat menangkap gambar dan gambar dapat langsung di-insert pada dokumen. Catatan, foto, dan dokumen yang sudah dicoret/ditandai tersebut dapat di-insert pada organizer berupa Calendar. Resolusi video yang bisa ditangkap ber-resolusi 720p, dan sudah mendukung teknologi “push-mail”.

Well, jika anda terbiasa membuat catatan dari kertas dan memberikan kepada rekan-rekan anda, jangan anda lakukan kebiasaan anda apabila menggunakan tablet ini, atau setidaknya mintalah kembali HTC Flyer dimana anda membuat catatan setelah rekan anda membacanya.

Pengaruh Konfigurasi Safe_Mode on/off di PHP

Bagi developer aplikasi web yang menggunakan bahasa PHP, ada banyak pilihan bila menginginkan paket engine server yang terintegrasi dengan Apache dan MySQL, seperti WAMP dan XAMPP. Namun banyaknya paket yang ada ataupun kita install tersendiri antara ketiganya (Apache-PHP-MySQL) terkadang menjadi persoalan tersendiri, karena default setting dari masing-masing paket yang berbeda. Hal ini saya alami ketika aplikasi penjualan yang saya buat menggunakan PHP, dan mengeluarkan report berupa file excel tiba-tiba mengeluarkan report excel yang tertulis “…the script whose uid 1199 is not allowed to access /tmp…”, padahal sebelumnya normal saja.

 Setelah mencari kesana-kemari, mbah Google memberikan wangsit, bahwa kejadian tersebut dapat terjadi karena setting “safe_mode” pada kondisi “on” pada konfigurasi “php.ini” file. Apabila kita menggunakan local server, kita tinggal mencari file php.ini dan mengganti setting “safe_mode” menjadi “off” seperti pada gambar dibawah.

Persoalan menjadi sedikit berbeda ketika kita berada di server publik/hosting. Karena berbagai alasan, administrator server belum tentu bersedia mengganti konfigurasi tersebut menjadi sesuai seperti keinginan kita. Lalu bagaimana?

 Pada kasus yang saya alami, saya menggunakan xlsClass untuk membuat report berupa excel. Menurut mbah Google (lagi), hal ini terjadi karena server tidak mengijinkan script php untuk membuat file temporary di folder “/tmp”, maka yang bisa kita lakukan adalah :

  • buat folder “tmp” pada folder xlsClass, dan buatlah aksesnya menjadi writeable dan readable

  • buka file “OLEwriter.php” pada folder xlsClass, karena file ini yang berisi script yang memuat pembuatan folder /tmp.

  • Buang tanda “/” seperti tanda panah pada gambar dibawah. Ini akan membuat file temporary yang dibuat menuju folder temporary yang baru kita buat, dan report excel akan kembali normal.

Front Accounting (2) : Konfigurasi Tabel Master Chart of Account (COA), Customer dan Supplier

Secara default FrontAccounting sudah menyertakan tabel Chart of Account (COA), kita hanya merubahnya ke bahasa Indonesia (bila diperlukan). Saya sarankan anda tidak menghapus, namun hanya perlu merubah ke bahasa Indonesia. Apabila dirasa tidak diperlukan, anda cukup memberi status “inactive” pada account tersebut.

 Untuk meng-konfigurasi COA, setelah login ke FrontAccounting pilih tab “Banking and General Ledger”, pilih “GL Account Classes”, dan ubahlah namanya menjadi nama yang familiar, semisal seperti gambar berikut.

Masih pada tab “Banking and General Ledger”, pilih “GL Account Groups”, dan ubahlah namanya menjadi nama yang familiar, semisal seperti gambar berikut.

Setting terakhir untuk COA, pada tab “Banking and General Ledger”, pilih “GL Accounts”, dan ubahlah namanya menjadi nama yang familiar. Apabila ada account yang tidak dikehendaki ubahlah statusnya menjadi “Inactive”, semisal :

  • Petty Cash menjadi Kas Kecil

  • Account Receivable menjadi Piutang Dagang

  • Account Payable menjadi Hutang Dagang

  • Sales menjadi Penjualan, dan lain-lain

Setelah COA selesai dibuat, kita juga harus membuat “Bank Accounts” dari perusahaan kita. Pada tab “Banking and General Ledger” pilih “Bank Accounts”. Disini kita harus membuat account sejumlah account bank dan kas dari perusahaan kita, seperti contoh berikut.

 

Transaksi penjualan dan pembelian tentu melibatkan pihak pihak pelanggan (customer) dan pemasok (supplier) baik langsung (direct selling) ataupun melalui personel divisi penjualan (sales & marketing). Dalam hal ini kita harus meng-entry personel penjualan dan area penjualan melalui tab “Sales” => “Sales Persons” dan “Sales Areas”

Masih pada tab “Sales” kita harus menambahkan data Customer melalui “Add and manage Customer”. Pada entry ini yang harus diperhatikan adalah “Customer Currency”, “Sales Type” dan “Payment Terms”. Setelah selesai klik button “Add New Customer”. Tidak selesai sampai disini, kita harus klik link “ Add and Edit” untuk mengisi data customer lebih detil. Disinilah bagian yang paling krusial, karena entry ini akan mengaitkan setiap transaksi dengan General Ledger. Hal yang harus diperhatikan adalah : Siapa sales-nya, area sales, set account untuk penjualan, diskon, dan piutang, seperti contoh berikut.

Untuk entry master supplier kita dapat entry melalui tab “Purchases” kemudian “Supplier”. Sama seperti data customer, pada data supplier kita harus perhatikan isian pada bagian “Accounts”, karena berkaitan dengan General Ledger.

Sampai disini anda dapat menjalankan transaksi anda sehari-hari meliputi pembelian, penjualan, transaksi kas dan bank. Pada artikel posting selanjutnya kita akan mencoba melakukan transaksi yang biasa kita temui sehari-hari.

Previous Older Entries